Indonesia telah membuktikan perannya sebagai salah satu pilar utama bagi pertumbuhan TikTok Shop secara global. Platform social commerce ini berhasil mencatatkan nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value – GMV) sebesar $6,2 miliar di Indonesia sepanjang tahun 2024, menjadikannya pasar terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Menurut data dari lembaga riset Momentum Works, Amerika Serikat masih memimpin dengan perolehan GMV sebesar $9 miliar. Sementara itu, Thailand menempati posisi ketiga dengan kontribusi sebesar $5,7 miliar. Angka-angka ini menunjukkan betapa pentingnya pasar Indonesia dalam lanskap e-commerce regional dan semakin besarnya pengaruh TikTok Shop dalam membentuk perilaku belanja konsumen.

Dominasi Pasar dan Tantangan Situasi Politik

Meskipun mencapai tonggak sejarah yang mengesankan, TikTok menghadapi tantangan signifikan di Indonesia pada tahun 2025. Perusahaan memutuskan untuk menangguhkan sementara fitur belanja langsung (live shopping) mulai 30 Agustus. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap demonstrasi politik berskala nasional yang menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para pengguna dan pelaku usaha.

Seorang juru bicara perusahaan mengklarifikasi bahwa penangguhan tersebut bersifat sukarela dan bukan merupakan perintah dari pemerintah Indonesia. Langkah ini digambarkan sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko selama periode yang dianggap tidak stabil. Selain itu, konten yang ditemukan melanggar pedoman komunitas juga telah dihapus selama periode tersebut. Penangguhan sementara ini secara langsung berdampak pada fitur paling dinamis TikTok, yang selama ini menjadi mesin utama pendorong interaksi pengguna dan pertumbuhan pendapatan di tanah air.

Pangsa Pasar di Tengah Dominasi Raksasa Lokal

Saat ini, TikTok Shop menguasai sekitar 11% dari total pasar e-commerce Indonesia yang nilainya diperkirakan mencapai $56,5 miliar. Posisi ini menempatkannya di belakang para pemain raksasa lokal seperti Shopee dan Tokopedia, yang masih terus mendominasi dengan pangsa pasar yang lebih besar.

Menariknya, jika GMV TikTok Shop digabungkan dengan Tokopedia, kedua platform tersebut akan merepresentasikan kekuatan pasar gabungan sebesar $19 miliar. Hal ini menggarisbawahi betapa cepatnya skala bisnis TikTok Shop berkembang hanya dalam beberapa tahun beroperasi. Para ahli industri mencatat, meskipun Shopee dan Tokopedia mempertahankan keunggulan mereka melalui jaringan logistik yang kuat dan loyalitas merek, kelebihan utama TikTok terletak pada kemampuannya mengintegrasikan konten hiburan dengan perdagangan, sehingga mampu menarik perhatian konsumen dengan cara yang baru dan lebih engaging.

Fenomena Live Shopping: Dari Tren Menjadi Kebutuhan

Penangguhan sementara fitur live di TikTok mengungkap betapa krusialnya live shopping bagi pasar berkembang seperti Indonesia. Survei menunjukkan bahwa 83% konsumen di Indonesia pernah berpartisipasi dalam sesi belanja langsung. Tingkat konversi dari metode ini diperkirakan hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan e-commerce tradisional.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara khusus menjadi semakin bergantung pada format siaran langsung TikTok untuk menjangkau audiens, membangun kepercayaan, dan mendorong penjualan. Sebuah studi dari Ipsos Indonesia pada tahun 2023 bahkan menyebutkan bahwa lonjakan omzet e-commerce sebesar 73% selama kuartal ketiga didorong oleh pesatnya pertumbuhan live shopping. Berbeda dengan marketplace tradisional seperti Amazon yang operasionalnya tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak sosial, ketergantungan TikTok pada interaksi manusia secara real-time membuatnya lebih rentan terhadap gangguan sosial dan politik.

Inovasi Berlanjut: Fitur Baru di Direct Message (DM)

Di tengah fokusnya pada e-commerce, TikTok juga terus memperkuat fungsi utamanya sebagai platform sosial. Baru-baru ini, TikTok meluncurkan pembaruan signifikan untuk fitur Direct Message (DM). Pengguna kini dapat mengirim pesan suara (voice notes), foto, dan video langsung di dalam DM. Sebelumnya, fitur ini terbatas hanya pada pengiriman teks dan video dari platform TikTok.

Pesan suara dapat direkam hingga durasi 60 detik, sementara foto dan video dapat diambil langsung dari kamera pengguna atau dipilih dari galeri ponsel. Menurut laporan TechCrunch, pengguna juga dapat menyunting foto atau video tersebut sebelum mengirimkannya.

Untuk mengirim foto, pengguna cukup menekan ikon kamera di kiri bawah atau ikon lanskap di kanan bawah pada layar pesan. Sementara untuk pesan suara, tersedia ikon mikrofon di kanan bawah. Saat mengirim pesan suara, aplikasi memberikan peringatan kepada pengguna untuk “mengirim pesan suara hanya kepada teman tepercaya” dan “bersikap baik dan hormat untuk menjaga komunitas kita tetap aman.”

Fitur pengiriman gambar di DM telah lama dinantikan oleh para pengguna TikTok. Dengan ini, TikTok akhirnya menyusul platform perpesanan lain seperti iMessage, Instagram DM, dan WhatsApp yang telah lebih dulu menawarkan fitur serupa.

Tentu saja, ada beberapa langkah keamanan tambahan yang diterapkan. Pengguna tidak dapat mengirim gambar sebagai permintaan pesan (message request) untuk melindungi privasi dan keamanan. DM hanya tersedia untuk pengguna berusia di atas 16 tahun, dan sistem tambahan diberlakukan untuk melindungi pengguna di bawah 18 tahun, termasuk mendeteksi dan memblokir gambar yang mengandung ketelanjangan.

Masa Depan TikTok di Indonesia

Untuk saat ini, TikTok menyatakan akan terus memantau dengan cermat situasi politik di Indonesia sebelum memutuskan untuk memulihkan sepenuhnya fitur live shopping. Para analis percaya, meskipun hambatan sementara ini dapat memperlambat pertumbuhan, kontribusi sebesar $6,2 miliar telah mengukuhkan posisi TikTok Shop sebagai pemain jangka panjang dalam masa depan e-commerce di Indonesia. Kemampuan TikTok untuk menyeimbangkan antara keamanan dan inovasi akan menjadi kunci untuk mempertahankan kepercayaan konsumen dan momentum bisnisnya di masa mendatang.